"KELOK SEMBILAN" Jembatan Dan Fly over Terbaik Di indonesia

Gambar
Sejak tahun 2003, mulai dilakukan pembangunan jembatan sekaligus ruas jalan baru di sekitar Kelok 9. Panjang keseluruhan jembatan dan jalan yang dibangun adalah 2.537 meter, dengan 964 meter di antaranya merupakan jembatan dengan lebar mencapai 13,5 meter dan tinggi pelindung di sisi kiri dan kanan 1 meter.Pembangunan ini ditangani dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pembangunan empat jembatan sepanjang 720 meter dengan jalan penghubung sepanjang 1.950 meter, sedangkan tahap kedua akan membanguan dua jembatan sepanjang 250 meter dan jalan penghubung sepanjang 1 km.Saat ini, pembangunan tahap satu telah selesai pengerjaannya. Sementara itu, pembangunan tahap dua yang ditaksir akan menelan biaya Rp187 miliar, ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2012.[4] Setelah kedua tahapan pembangunan selesai, ruas jalan lama nantinya akan difungsikan sebagai objek wisata
Pembangunan dan pengalokasian anggaran dilakukan secara bertahap sejak tahun 2003 hingga tahun 2012.Dari tahun 2003 sampai 2007, masing-masing menghabiskan biaya

Rp10,345 miliar, Rp13,920 miliar, Rp10,725 miliar, Rp30 miliar, Rp15 miliar. Sedangkan dari tahun 2007 sampai 2009 Rp173 miliar, dan 2011 Rp60 miliar.[6] Untuk tahun 2012, telah dianggarkan dana senilai Rp198 miliar.Dengan demikian, keseluruhan biaya pembangunan tahap satu jembatan dan jalan Kelok 9 telah menghabiskan Rp312,99 miliar.
GambarGambar
berita 2009
Jembatan Kelok-9 Telah Habiskan Rp252,99 Miliar
Kamis, 20 Agustus 2009 00:57 WIB | 2275 Views
Padang (ANTARA News) – Pembangunan jalan dan jembatan layang negara “Kelok-9” menghubungkan perbatasan Provinsi Sumatra Barat dan Riau telah menghabiskan dana Rp252,99 miliar.
Pembangunan dan pengalokasian dana itu telah dilakukan secara bertahap sejak tahun 2003 hingga tahun jamak 2007-2009, kata Gubernur Sumbar, Gamawan Fauzi di Padang, Rabu.
Ia memberi rincian, pada tahun pertama proyek (2003) dialokasikan dana Rp10,345 miliar, 2004 (Rp13,920 miliar), 2005 (Rp10,725 miliar), 2006 (Rp30 miliar), 2007 (Rp15 miliar) dan tahun jamak 2007-2009 sebanyak Rp173 miliar.
Untuk penyelesaian pembangunan tahap I maka pada 2010 masih dibutuhkan tambahan kontrak dengan dana Rp48,3 miliar sehingga jembatan dan jalan nasional ini bisa berfungsi untuk kegiatan lalu lintas Sumbar-Riau.
Dengan demikian, total seluruh biaya pembangunan tahap I jembatan dan jalan Kelok-9 menghabiskan dana mencapai Rp297,99 miliar yang berasal dari pemerintah pusat.
Jembatan layang dan jalan negara “Kelok-9” terletak pada ruas jalan Bukittinggi – Pekanbaru atau pada 147 KM dari Kota Padang.
Infrastruktur transportasi ini akan menampung kegiatan lalu lintas harian rata-rata 6.800 unit kendaraan per hari pada hari biasa dan 11.350 unit kendaraan per pada hari libur.
Jalan layang ini memiliki panjang total 950 meter dengan enam unit jembatan dan dibangun dengan konstruksi beton bertulang pada dua jalur ruas jalannya.(*)
Gambar
GambarGambar
Gambar
PADANG: Pemprov Sumatra Barat menjadwalkan operasional (uji coba) tahap I Fly Over Kelok 9 di daerah Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota pada Agustus 2012.
“5 Agustus nanti (2012), tahap I dari mega proyek jembatan layang ini mulai beroperasi,” kata Suprapto, Kepala Dinas Prasarana Jalan dan Tata Ruang Pemukiman Sumbar.
Ujicoba operasional ini, ucapnya, bertujuan antisipasi kemacetan di lokasi, terutama saat masa mudik lebaran di jalur transportasi Sumbar – Riau tersebut.
Namun, jembatan layang ini hanya dibuka satu jalur (satu arah) yakni; melayani kendaraan dari Sumbar menuju Riau, sedang sebaliknya tidak.
“Kendaraan dari Riau – Sumbar, masih harus menggunakan (melewati) jalan lama di bawah jembatan layang,” katanya.
Kendaraan dari arah Payakumbuh bisa langsung mengakses jalan baru di KM 146.500 (setelah Lubuk Bangku), yang terhubung ke jembatan 3, dan menuju jembatan 6 pada KM 147.560.
“Pembukaan jembatan layang tahap I hanya berlangsung sepanjang musim lebaran saja, dan kalau dianggap jalur sudah berkurang (tidak padat lagi) akan tutup kembali,” katanya.
Pasalnya, terang Suprapto, peresmiannya operasionalnya nanti akan disamakan dengan tahap II, yang dijadwalkan pada akhir tahun ini.
Dalam pelaksanaan operasional di Agustus nanti, terang Suprapto, pengguna jembatan layang kelok sembilan dilarang keras untuk berhenti di atas jembatan.
“Sebab, jalur tersebut merupakan jalur cepat,” katanya
Mega proyek Fly Over Kelok Sembilan dilakukan dalam dua tahap pengerjaan, a,l Tahap I Rp350 miliar untuk pengerjaan 4 buah jembatan dengan total panjang 720 meter dan jalan 2.000 meter.
Sedangkan tahap II Rp180 miliar, untuk pembangunan jembatan layang sepanjang 250 meter dan ruas jalan sepanjang 1.000 meter.
“Jalan itu nantinya, dibuatkan jadi dua line (arah),” katanya.
Pembangunan jalan dan jembatan layang ini dilakukan bertahap sejak tahun 2003, dengan pengalokasian dana mega proyek murni dari APBN.
“Dari sisi pembangunan, memang terlihat agak lambat, ini dikarenakan pengalokasian dana yang selalu sedikit pada setiap tahun anggaran di APBN,” ujar Suprapto.
Fly Over Kelok 9 berbentuk melengkung panjang dan tajam, berdiri di atas pilar-pilar setinggi 50 – 80 meter, serta memiliki 6 jembatan layang dengan total panjang 940 meter, plus jalan penghubung 3.500 meter.
Jumlah kelok (tikungan) sebanyak sembilan buah tetap dilakukan, upaya tidak mengubah citra lama yang sudah ada.
“Bedanya, dulu keloknya sempit, sedangkan pada desain baru (mega proyek) keloknya lebih luas,” kata Suprapto.
Selain itu, untuk pengamanan pengendara yang melintas, jalan tersebut juga dilengkapi dinding pengaman setinggi 1,5 meter dari dasar jalan.
Pengerjaaan mega proyek ini juga melibatkan tenaga kerja sebanyak 200 orang, dikerjakan PT Waskita Karya, Adhi Karya dan Hutama Karya dan JO.
Kelok sembilan berlokasi sekitar 147 kilometer dari Kota Padang atau 25 kilometer dari Kota Payakumbuh, dan merupakan jalan lintas tengah Sumatra yang menghubungkan Sumatra Barat dengan Riau.
Lokasi ini juga merupakan jalur ekonomi ke dua daerah yakni Sumbar dan Riau, terutama bagi pedagang dari Riau untuk membeli konveksi di Kota Bukittinggi dan Padang.
“Kelok sembilan termasuk jalur padat yang dilalui 6.800 kendaraan per hari, bahkan melonjak hingga 11.350 unit kendaraan di hari libur,” kata Suprapto.
Gambar
Previous
Next Post »
Thanks for your comment